Francesca Tanmizi dari Indonesia: Jurusan Sosiologi dan Bisnis di Loyola Marymont University, Los Angeles

Wawancara:

Wawancara dengan Francesca Tanmizi, yang berasal dari Indonesia, mahasiswa tingkat II di Loyola Marymount University, Los Angeles, jurusan Sosiologi & Bisnis Administrasi.

Mengapa kamu memutuskan untuk menempuh pendidikan di Amerika?

Saya ingin mencoba sistem pendidikan yang berbeda dan saya merasa sistem pendidikan di Amerika membuat mahasiswa ingin mencoba berbagai bidang yang menarik.

Mengapa kamu memilih universitas ini?

Orang tua menginginkan saya bersekolah dalam lingkungan yang aman. Saya sangat suka kampus LMU - ketika berada di dalam kampus ini seakan-akan saya berada di luar kota, tetapi kampus ini terletak tepat di Los Angeles, dimana saya tidak pernah merasa kehabisan kegiatan.

Apakah yang paling kamu sukai?

Para profesor. Saya saya sangat terkejut bahwa kebanyakan profesor dengan senang hati mau membantu saya. Mereka tidak merasa terganggu ketika saya ke kantor mereka pada waktu jam kerja.

Apakah yang kamu rindukan dari Indonesia?

Sambal Indonesia! Amerika tidak banyak mempunyai makanan pedas.

Apakah kebiasaan yang tidak kamu temui di negara kamu?

Profesor disini sangat tidak formil – mereka seakan-akan teman saya! Saya terbiasa untuk memberi hormat kepada guru, jadi ini merupakan suatu yang tidak biasa ketika salah satu profesor dengan riang mengatakan,”Panggil saya Eric!” Saya masih tidak bisa memanggil dia dengan nama saja, dan dia menghargai hal tersebut.

Apakah kamu pernah merasa kecewa selama berada disini?

Ketika bertemu dengan orang yang berasumsi bahwa Amerika adalah satu-satunya negara beradab di dunia. Saya bertemu dengan orang lainnya yang lebih terbuka, ini mewakili kedua belah pihak. Kamu akan menemukan perbedaan reaksi di Amerika; itu yang sangat saya sukai!

Bagaimana kamu menangani: ... keuangan?

Keluarga telah mempersiapkan biaya pendidikan untuk saya selama di Amerika. Saya juga berpikir pajak dan sistem perbankan disini sangat membingungkan! Dengan bantuan dari teman-teman, saya bisa mengerti bagaimana peraturan disini.

... menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang berbeda?

Saya dapat menyesuaikan diri dengan mudah. Saya masih mempunyai masalah dalam penulisan esai yang bagus dengan gaya Amerika karena sangat berbeda dari apa yang selama ini saya pelajari.

Apa saja aktifitas kamu disini?

Saya adalah Sekretaris dan Co-Presiden Perkumpulan Mahasiswa Asia Pasifik untuk tahun depan. Saya juga staf penulis untuk paper sekolah dan anggota dari Gay Straight Alliance (Aliansi Straight Gay) dan Gamelan Orchestra (Orkestra Gamelan). Saya juga sempat menghabiskan musim panas yang lalu untuk bersekolah di Florence, Itali.

Apakah mudah untuk mendapatkan teman?

Sangat mudah. Saya tidak banyak mengenal mahasiswa Indonesia lainnya di kampus sehingga saya terpaksa harus berteman dengan yang lain. Ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Mahasiswa Amerika sangat bersahabat dan mereka sangat tertarik dengan kebudayaan yang berbeda.

Sejauh mana hubungan pendidikan A.S. dengan tujuan pribadi dan untuk negara kamu?

Pendidikan di A.S. membantu saya untuk menemukan minat baru karena universitas ini sangat mendorong untuk mengambil mata kuliah di luar jurusan saya. Saya sangat tertarik dengan teologi, sejarah, studi komunikasi, musik, sejarah seni, matematik, ekonomi, dan psikologi. Saya ingin mempunyai karir dalam Hubungan Massa dan berpikir bahwa dengan mempunyai pendidikan di luar negeri akan membantu saya dalam meniti karir di masa depan.

Apakah nasihat kamu untuk mahasiswa yang ingin belajar di A.S.?

Bertemanlah dengan semua orang dari berbagai bangsa dan latar belakang, mencoba tinggal di asrama untuk mengenal mereka lebih baik dan bergabunglah dengan perkumpulan dan organisasi mahasiswa. Jangan takut untuk mengambil posisi pemimpin! Percayalah dengan diri kamu, dan jangan takut untuk mempertahankannya, tetapi kamu juga harus terbuka dengan cara berpikir yang berbeda.